Forum Pondok Pesantren (FPP) Provinsi Jawa Barat, Himbau Masyarakat Tak Mudah Terprovokasi Aksi Mengatasnamakan Bela Agama
Kabupaten Bandung – Akhir-akhir ini, semakin marak adanya aksi dengan menggunakan simbol-simbol keagamaan dan negara tertentu. Kegiatan aksi pun juga berbeda-beda, meliputi demonstrasi, pengerahan massa, orasi, konvoi, unjuk rasa, pelaporan ke pihak kepolisian, bahkan pengepungan suatu tempat.
Tidak jarang, berbagai aksi tersebut berakhir dengan kericuhan dan bentrok dengan masyarakat sekitar. Menyikapi hal tersebut, sebagai Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Jawa Barat, KH. Edi Komarudin menghimbau terutama kepada seluruh umat muslim agar snantiasa bisa memahami arti aksi bela agama tersebut.
“Berbagai kegiatan aksi bela agama kita ketahui saat ini semakin marak dan berkelanjutan, aksi semacam ini tidak menutup kemungkinan juga diikuti oleh kelompok yang memiliki paham intoleran, bahkan radikal, hal ini tentu bisa membahayakan persatuan kita sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara,” jelas KH. Edi Komarudin saat ditemui di sekretariat FPP Jawa Barat, kamis (13/02/2025).
” Sebagai umat Islam Kita juga perlu mengantisipasi bermunculnya berbagai isu yang mengarah kepada pemahaman Islam phobia di masyarakat, dampak dari adanya aksi bela agama secara radikal, yang bisa saja dilakukan atau diikuti oleh kelompok intoleran, radikal dan teror di Indonesia”, sambungnya.
KH. Edi Komarudin pun menambahkan, bahwasanya disini peranan kita sangat penting sekali, untuk saling mengingatkan agar jangan sampai masyarakat itu Terprovokasi dengan sikap sikap yang memecah belah masyarakat.
“Kami atas nama FPP Jawa Barat menghimbau terutama masyarakat pesantren khususnya, agar memiliki pemahaman yang benar dan luas terhadap kegiatan aksi bela dan kegiatan-kegiatan serupa. Harus memastikan aksi-aksi itu tidak menyebabkan provokasi terhadap masyarakat luas yang menyebabkan kebencian terhadap agama tertentu, sehingga menyebabkan perpecahan diantara sesama anak bangsa sendiri,” sambungnya.
“Saya sekali lagi menghimbau agar harus benar benar memiliki pengetahuan yang cukup supaya dapat menyikapi aksi aksi itu, kita mendapatkan pembelajaran yang bijak untuk tidak menimbulkan perpecahan diantara sesama bangsa dan negara dan selalu merawat agamanya,” pungkasnya.